Posts Subscribe comment Comments

0 komentar

Air Terjun lider

Air Terjun Lider berada di desa Sumber Arum, kecamatan Songgon. Jika kita berangkat dari kecamatan Sempu melewati desa Jambewangi, maka hutan pinus, perkebunan kopi dan cengkeh akan menjadi pemandangan sepanjang jalan menuju post terakhir pemukiman “Dani”. Setelah itu, setiap pengunjung akan melanjutkan perjalanan dengan cara jalan kaki menuju lokasi terjun. Medan yang ditempuh pun lumayan sulit dengan melewati beberapa tebing curam, menyeberangi sungai sebanyak 7 (tujuh) kali dan menembus hutan lindung yang masih benar-benar terjaga kelestariannya. Jika kita beruntung, beberapa hewan seperti kera dan burung akan dapat kita jumpai di hutan yang terkenal akan keanekaragaman flora dan faunanya ini.
Perjalanan menempuh medan sulit akan terbayar setelah tiba di lokasi terjun. Kemegahan tebing laksana tumpukan kristal-kristal alam yang tertata rapi dengan air terjun utama dengan ketinggian ± 100 meter dihiasi beberapa air terjun kecil membuat tempat ini nampak begitu indah dan perkasa.
Tips Menuju Wisata Alam Air Terjun Lider :
  • Dari Genteng ke arah utara menuju kecamatan Sempu sejauh 7 km.
  • Dari kecamatan sempu melewati desa Jambewangi menuju desa Sumber Arum sejauh 7 km.
  • Sesampai di post 1 kawasan perkebunan, mengisi daftar kunjungan lengkap dengan keperluannya.
  • Pastikan kondisi kendaraan anda seluruhnya dalam keadaan baik karena medan yang dilewati sangatlah sulit dengan batu gunung lancip hampir di sepanjang jalan.
  • Jika cuaca sedang hujan, sebaiknya membawa air tembakau karena saat melewati hutan lindung akan sering kita jumpai lintah (pacet) di dedaunan yang akan berusaha menghisap darah di bagian tubuh kita .
  • Jika anda termasuk orang yang suka berlama-lama di suatu tempat, alangkah baiknya membawa minuman dan snack favorit karena di lokasi terjun tidak ada penjual makanan dan minuman.


Baca Selengkapnya - Air Terjun lider

0 komentar

Kawah Ijen

Pengemar traveling.... dalam perjalanan wisata kita kali ini  kami akan mengajak anda mengunjungi kawasan wisata kawah ijen  Kabupaten Banyuwangi. . Gunung kawah ijen merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur yang selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.  Untuk menuju ke kawah ijen, perjalanan akan melintasi keindahan hutan lindung dan perkebunan kopi. Terkadang,  di sepanjang perjalanan menuju ke kawah ijen, terlihat para pekerja tambang belerang sedang berada dalam kendaraan truk pengangkut menuju ke kawah ijen, perjalanan sangat menantang dan tentunya menguras tenaga. Akhirnya kami tiba di kawasan paltuding,  daerah yang merupakan titik awal menuju ke kawah ijen. Untuk mengembalikan  tenaga yang terkuras, kami pun sepakat untuk beristirahat sejenak.
Pagi pun menjelang. Tepat pukul 5 waktu Indonesia barat, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke kawah Ijen.  Perjalanan wisata ke kawah ijen, dimulai dari Paltuding yang merupakan sebuah pos Perhutani di kaki gunung Merapi- Ijen. Untuk menuju ke kawah ijen seorang pemandu sangat diperlukan.  Baim adalah pemandu kami kali ini.
Jalan tanah menanjak dengan ketinggian dua ribu empat ratus meter di atas permukaan laut akan kita lalui dengan berjalan kaki. Menurut baim,  kendaraan bermotor hanya dikhususkan bagi petugas vulkanologi.
di sepanjang perjalanan, akan terlihat para pengangkut belerang yang sejak pagi telah beraktivitas. Tidak jarang para pekerja pun menyarankan kami untuk selalu berhati hati dalam perjalanan. Para pekerja ini umumnya berasal dari banyuwangi.Kawah Ijen 
Penggemar traveling….perjalanan menuju ke kawah ijen membuat kita menghargai hidup dan kehidupan. Para perkerja dengan tekun mengangkut belerang dengan beban mencapai berat delapan puluh lima kilogram per sekali angkut. Beban ini luar biasa berat apalagi kalau harus diangkut melalui dinding kaldera yang begitu curam menuruni gunung sejauh tiga kilometer. Penghasilan yang diterima seorang penambang belerang dalam sekali angkut rata-rata lima puluh satu rupiah karena upah angkut per kilogramnya dihargai enam ratus rupiah. Satu orang penambang biasanya hanya mampu membawa satu kali angkut setiap harinya  mengingat beratnya pekerjaan dan jalan yang dilalui.
Semua penambang akan berkumpul di bangunan bundar kuno peninggalan Belanda yang dikenal dengan “Pengairan Kawah Ijen” yang sekarang disebut sebagai Pos Bundar. Dipos inilah para penambang menimbang muatannya dan mendapatkan secarik kertas tentang muatan dan nilainya.
Kawah Ijen 
Danau kawah ijen merupakan sebuah danau yang terletak di bagian puncak gunung Ijen. arena proses letusan gunung kawah tersebut dipenuhi air sehingga terbentuklah danau kawah yang sangat indah dan menakjubkan. Danau kawah ijen ini airnya berwarna hijau toska dan ber-pH sangat asam.
Kawah Ijen 
Di sebelah tenggara terdapat lapangan solfatara yang merupakan dinding  danau kawah ijen.  Tiba di bibir kawah pemandangan menakjubkan akan segera tersaji di depan mata. Sebuah danau hijau dengan diameter sekitar satu kilometer yang berselimutkan kabut dan asap belerang berada jauh dibawah.  Dari sini pengunjung bisa melihat penambang-penambang belerang yang berada di dekat danau.
Kawah IjenUntuk menuju ke danau, pengunjung harus menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak yang juga biasanya dilalui oleh para penambang. Sapu tangan basah sangat diperlukan disini karena seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur penurunan. Air kawah cukup tenang dan berwarna hijau kebiru-biruan. Pemandangan di sana terlihat begitu menakjubkan di pagi hari.
keunikan ijen lainnya adalah tempat penambangan belerang yang sangat tradisional yaitu proses pengangkutannya memakai cara dipikul tenaga manusia. Penambangan tradisional ini konon hanya terdapat di Indonesia yaitu di Welirang dan Ijen. Tempat pengambilan belerang terdapat di dasar  kawah sejajar dengan permukaan danau.
Batu-batuan belerang inilah yang akan diambil oleh pekerja tambang. sebelumnya belerang dipotong dengan bantuan linggis dan kemudian langsung diangkut menggunakan keranjang.
Kawah Ijen 
Gunung kawah ijen memiliki sumberdaya gunung api bervariasi dan sangat potensial diantaranya   Sublimat belerang yang sudah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri kimia.
Sumber mata air panas bertipe asam sulfat khlorida dengan suhu tujuh puluh derajat celcius dan pH sekitar dua koma enam terdapat didekat lapangan solfatara Ijen.  Danau kawah ijen merupakan reaktor multi komponen yang didalamnya terjadi berbagai proses,  baik fisika maupun kimia antara lain pelepasan gas magmatik,  pelarutan batuan, pengendapan, pembentukan material baru dan pelarutan kembali zat-zat yang sudah terbentuk sehingga menghasilkan air danau yang sangat asam dan mengandung bahan terlarut dengan konsentrasi sangat tinggi.
Kawah Ijen 
Selain menuju permukaan danau, pengunjung dapat juga mengelilingi kaldera yang memakan waktu kurang lebih seharian penuh.
Penggemar traveling …. Pendakian ke kawah ijen umumnya disarankan dimulai pada pagi hari. Demi alasan keamanan pendakian dari Paltuding ditutup selepas pukul empat belas waktu indonesia bagan barat karena pekatnya asap dan kemungkinan arah angin yang mengarah ke jalur pendakian.
Baca Selengkapnya - Kawah Ijen

0 komentar

Pantai Pulau Merah

Pulau merah merupakan wisata pantai yang terletak diujung selatan banyuwangi, mempunyai keunikan berupa gunung kecil ditengah pantai yang warna tanah nya merah, karena itu dinamakan pantai pulau merah. di sebelah timur pantai terdapat pegunungan, yang konon kabarnya mempunyai kekayaan alam yang tersembunyi. ke sebelah selatan pulau kita dapat menikmati indahnya sunset di sore hari. +- 50 meter ke barat terdapat pelabuhan pelelangan ikan yang cukup besar. pada tahun 1996 pernah terjadi bencana alam yang sangat besar yaitu Tsunami, banyak warga pantai pulau merah yang menjadi korban karenanya. namun sekarang keindahan pantai pulau merah kembali pulih dengan ciri kasnya yang mungkin satu-satunya di banyuwangi. jika anda penasaran silahkan datang dan menikmati indahnya pantai pulau merah bersama keluarga, teman atau pacar kamu...
Baca Selengkapnya - Pantai Pulau Merah

0 komentar

Pantai Sukamade rumah penyu yang indah

Jarak Pantai Sukomade kira-kira 97 km ke arah barat daya dari kota Banyuwangi. Pantai sukomade merupakan pantai yang tenang dan indah. Pada mulanya pantai ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1927. Karet, kopi, dan coklatditanam di tanah perkebunan seluas 1200 hektar. Sukomade merupakan hutan lindung alam di Jawa Timur yang berhubungan dengan penangkaran penyu. Perjalanan malam hari ke Pantai Sukomade menjadi tak terlupakan. Para pengunjung dimimbing oleh para pemandu penjaga hutan yang berpengalaman untuk melihat penyu yang mendarat ke pantai dan bertelur di pantai pasir. Penyu betina biasanya bertelur ratusan yang diletakkan di dalam pasir di pantai. Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai jam 07.30 malam dan kembali ke laut pada jam 12.00 malam hari. Bulan Nopember hingga maret adalah musim penyu bertelur.
Jalan ke sukamade sangat menantang untuk dijelajahi. Sepanjang jalan untuk mengunjungi tempat ini, para pengunjung bisa berhenti di pantai rajegwesi. Jangan juga sampai melewatkan Teluk Hujau, sebuah teluk hijau dengan karang terjal yang indah mengitari. Berpesiar di pagi buta untuk melihat binatang-binatang yang merumput di padang rumput juga mengesankan. Tempat-tempat tersebutmerupakan tempat yang masih alami yang harusdi jaga yang ada di ujung timur pulau jawa.
Untuk menuju kesana, anda dapat menggunakan kendaraan umum atau pribadi. Namun perlu diingat medan yang berbukit-bukit dituntut untuk menyesuaikan jenis kendaraan. Dari kota Banyuwangi menuju ke kota Pesanggaran (60km) kemudian dilanjutkan ke Sarongan (20km) dengan angkutan umum atau truk. Sarongan-Rajegwesi-sukomade (17km). Tersedianya Cottage dan Camping Ground untuk menginap bagi wisatawan.


Baca Selengkapnya - Pantai Sukamade rumah penyu yang indah

0 komentar

Pantai Wisata Watu Dodol

Apabila Anda sering beperpegian ke Bali lewat darat, terutama lewat utara Jatim, yaitu kawasan Situbondo, maka saat memasuki wilayah Banyuwangi Anda akan disambut Gapura Kejut. Ada patung Gandrung (Kesenian khas Banyuwangi) di sebelah kiri. Deburan ombak dengan air laut yang benaing, serta ada onggokan batu besar di tengah jalan. Itulah yang disebut Watu Dodol.
Konon menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, nama “Watu Dodol” itu menceritakan asal muasal batu itu. Watu bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia Batu. Dodol, atau dalam masyarakat Using disebut Jenang. Nama jenang itu, biasanya diikuti jenis bahan bakunya. Misalnya, jenang ketan, karena terbuat dari beras ketan. Jenang Selo dan sebagainya. Nah dari sini, cerita asal usul watu dodol terlihat sekali bukan berasal dari masyrakat lokal. Apalagi pelaku cerita adalah Kyai Semar, tokoh pewayangan. Padahal warga Using (asli Banyuwangi), tidak mengenal tradisi pewayangan.
Masih melanjutkan kisah tentang watu dodol, konon Batu itu berasal dari jualannya Kyai Semar yang terjatuh di tempat itu. Sedang berasnya tumpah, menjadi pasir yang bersih di sekitar pantai watu dodol Konon alat pukulnya, kayu kelor, terlempat dan menancap di sela-sela batu di kana jalan (kalau dari Surabaya). Ini juga aneh, di celah batu tumbuh pohon kelor. Bagi masyarakat Jawa, kelor merupakan senjata pamungkas untuk menghilangkan segala pengarus mastik yang dimilki seseorang. Seperti ilmu kanoragan atau ilmu hitam, diyakini akan luntur bila bersentuhan dengan kayu kelor. Sementara bagi warga Using, merupakan bahan sayur segar yang disajikan pada siang hari. Terutama pada hari ke-2 dan setelah pada Idul Fitri. Bisa dipastikan, banyak orang Using yang memasak sayur daun kelor. Nah, aneh kan?

Keanehan lain, adanya air tawar yang keluar dari bibir pantai di watu dodol. Padahal, di kawasan itu kan air asin semua. Masih menurut cerita tadi, konon air berasal dari bekal minum Kyai Semar yang tumpah. Bagi orang yang percaya (tapi hati-hati ya, nanti bisa syirik) katanya air itu merupakan air kehidupan (Tirto Nadi). Mereka ada yang membawa pulang, dengan berbagai alasan yang dipercayainya sendiri.
Terlepas dari cerita-cerita dibalik watu dodol, yang jelasan kawasan ini menawarkan keindahan alam. Kejernihan air laut, serta parorama batu karang yang bisa dilihat di Gardu Pandang di bukit sebelah kanan jalan. Bahkan seniman Banyuwangi saat itu, pernah mengabadikan kejernihan air laut watu dodol dalam bentuk lagu daerah Banyuwangi berjudul Padang Ulan: Padang Ulan ring pesisir Banyuwangi/Kinclong-kiclong segarane koyo koco/ Lanang wadon tuwek enom suko-suko// …. (Terang bulan di pantai Banyuwangi/Air lautnya berkilauan seperti kaca/Laki perempuan tua muda bersuka-suka) .
Namun sejak banyaknya orang-orang sekitar watu dodol melakukan pengambilan batu karang, maka “kiclong-kiclong” watu dodol tidak seperti yang tergambarkan dalam lagi yang populer tahun 1970-an itu. Bahkan di pantai Kampe, sebelah barat watu dodol, pantainya berlumpur. Batu karangnya habis diambil warga, untuk bahan campuran batu kapur. Padahal, menurut warga setempat, gambaran “kinclong-kinclong” itu dulu bisa dinikmati sejak kawasan Wongsorejo hingga ke Pantai Blimbingsari.
Meski kondisi sekarang tidak seideal seperti dalam lagu “Padang Ulan”, setidak kita masih bisa menikmati sisa-sisa “kiclong” laut Banyuwangi di Watudodol. Deburan ombaknya, juga bagus. Apalagi disaksikan dari Gardu Padang yang berada di bukit seberang pantai Watu Dodol. Kawasan ini, juga menjadi wisata andalam Pemkab Banyuwangi. Bisa juga dijadikan tempat istirahat, apabila wisatawan akan ke Bali atau pulang dari Bali.
Dulu saat Bupati Syamsul Hadi berkuasa, pernah merenacakan Kampung Seniman di bukit watu dodol. Bahkan, saat itu sudah diukur kampling yang akan diberikan kepada seniman dengan konpensasi yang sangat murah. Targetnya, kawasan itu akan menjadi kampung seni, seperti Ubud-lah. Mengingat, banyak pelukis dan pembuat keraninan di Bali justru berasal dari Banyuwangi.
Baca Selengkapnya - Pantai Wisata Watu Dodol